Oleh: Angga Yudistira Permana, S.Pd
Sekitar 60 tahun
yang lalu, Soekarno pernah mengatakan “Jangan sekali-sekali melupakan sejarah”
(Jas Merah). Begitu pedulinya terhadap sejarah, Soekarno selalu menekankan
hampir dalam setiap pidatonya bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghargai jasa-jasa pahlawannya. Hal ini harus kita amini, karena memang pada
dasarnya manusia butuh sosok yang bisa dijadikan sebagai inspirator dalam
kehidupannya, terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perjuangan para
pahlawan dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah tidak cukup
hanya dengan cerita dari mulut kemulut, tetapi juga harus didasarkan pada bukti
dan fakta yang nyata. Jika dalam mengenang jasa pahlawan hanya dengan cerita,
bukan tidak mungkin di masa yang akan datang generasi muda Indonesia akan menganggap
perjuangan pahlawan bangsa Indonesia tersebut sebagai dongeng semata. Jika
sudah seperti itu, rasa memiliki dan rasa bangga sebagai warga Negara Indonesia
akan memudar bahkan hilang sama sekali.
Para generasi
muda di Indonesia, dewasa ini telah menunjukan tanda-tanda melupakan sejarahnya
sendiri. Tidak sedikit dari mereka yang tidak mengenal sosok pejuang
kemerdekaan Indonesia, bahkan diantara mereka ada yang tidak tahu bahwa
kemerdekaan yang diraih merupakan hasil keringat dan darah para pahlawan. Salah
satu indikatornya adalah kurangnya rasa semangat dan keinginan mereka untuk
melakukan upacara bendera. Disini perlu sebuah penekanan kepada generasi muda
Indonesia secara keseluruhan bahwa pengibaran bendera merah putih pada masa
penjajahan dulu tidak dapat dilakukan dengan mudah, bahkan sering dihambat oleh
penjajah dengan menebar ancaman apabila ada rakyat yang berani mengibarkan
bendera merah putih akan dihukum. Bukan tidak mungkin dari hal semacam ini akan
mengakibatkan memudarnya semangat nasionalisme pada diri mereka.
Permasalahan
yang penulis paparkan diatas seharusnya dapat dipecahkan oleh praktisi
pendidikan IPS, khususnya sejarah untuk bisa kembali memberi penekanan kepada
peserta didik selaku calon penerus bangsa untuk bisa mencintai tanah air
Indonesia secara utuh. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
menunjukan kepada peserta didik bukti dan fakta sejarah mengenai usaha-usaha
yang dilakukan oleh para pahlawan di masa penjajahan. Bukti dan fakta tersebut
dapat diperlihatkan melalui peninggalan-peninggalan bersejarah yang terdapat di
daerah tempat tinggal peserta didik. Peninggalan tersebut dapat berupa monumen,
tugu, dan museum-museum. Namun yang menjadi permasalahan disini adalah, banyak
peninggalan-peninggalan tersebut yang kurang terurus bahkan rusak dimakan usia.
Jika dibiarkan seperti ini, bukti-bukti serta fakta-fakta sejarah ini akan
hilang dengan sendirinya.
Jika
dibandingkan dengan negara maju, seperti negara-negara di Eropa, upaya bangsa
Indonesia untuk menjaga kelestarian peninggalan-peninggalan bersejarah sangat
jauh tertinggal. Peninggalan-peninggalan yang ada di Eropa begitu dijaga
kelestariannya, karena dengan begitu bangsa Eropa dapat mengetahui asal-usulnya
serta bagaimana perjuangan para pahlawan mereka. Selain itu, dari sisi ekonomi,
pelestarian peninggalan-peninggalan bersejarah di Eropa begitu dimaksimalkan
sedemikian rupa dengan menjadikannya sebagai objek wisata sejarah. Di satu sisi
pelestarian tersebut berpengaruh terhadap meningkatnya rasa cinta bangsa Eropa
terhadap negaranya, di sisi lain dengan menjadikannya sebagai objek wisata juga
turut berpengaruh terhadap bertambahnya devisa negara. Hal ini sangat berbeda
dengan perlakuan bangsa Indonesia yang terlihat tidak peduli terhadap
peninggalan-peninggalan bersejarah yang ada di Indonesia. Tidak sedikit dari
mereka yang menjadikan monumen atau tempat terjadinya peristiwa bersejarah
sebagai tempat pacaran, bahkan ada juga yang melakukan aksi vandalisme, seperti
merusak dengan mencorat-coret bangunan-bangunan bersejarah. Jika hal demikian
terus berlanjut peninggalan-peninggalan tersebut akan hilang maknanya. Dengan
demikian, pernyataan Soekarno mengenai bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghargai jasa pahlawannya terbukti adanya.
Praktisi
pendidikan disini harus selalu berupaya menekankan kepada peserta didik betapa
pentingnya peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut bagi kehidupan mereka di
masa yang akan datang. Dengan mencintai dan melestarikan
peninggalan-peninggalan bersejarah secara tidak langsung peserta didik akan
mengetahui dan menghargai jasa-jasa pelaku sejarah, dalam hal ini para
pahlawan, dan hal ini pun akan berpengaruh terhadap rasa bangga mereka terhadap
tanah air mereka. Selain itu, berkurangnya rasa cinta kepada tanah air
Indonesia juga dikarenakan mereka hanya mendengar saja kisah-kisah para
pahlawan tanpa bisa melihat buktinya secara langsung. Padahal, banyak sekali
tempat-tempat bersejarah yang kurang terawat, baik dari akses menuju ke tempat
tersebut ataupun bangunannya yang sudah rusak dimakan usia.
Peran pemerintah juga
sangat penting, khususnya pemerintah daerah, karena jika hanya mengandalkan
peran para praktisi pendidikan saja tidak akan cukup. Kepekaan pemerintah
sangat diperlukan agar peninggalan-peninggalan bersejarah yang ada di seluruh
wilayah Indonesia dapat dipastikan keamanannya dan dijauhkan dari tangan-tangan
jahil yang berusaha untuk merusak dan menghilangkannya. Salah satu peran
pemerintah yang sangat diperlukan adalah dengan menganggarkan biaya dengan
jumlah yang besar sebagai biaya perawatan peninggalan-peninggalan bersejarah
yang ada di Indonesia. Jika usaha praktisi pendidikan dan usaha pemerintah ini
berjalan beriringan, bukan tidak mungkin keberadaan peninggalan-peninggalan
bersejarah yang ada di Indonesia akan tetap ada dan dapat dilihat oleh generasi
di masa yang akan datang sebagai bukti bahwa kemerdekaan Indonesia direbut dari
penjajah, bukan sebatas pemberian. Hal ini tentu akan membuat bangsa Indonesia
semakin bangga dengan apa yang telah di lakukan oleh para pahlawan di masa lalu
dan secara tidak langsung akan berdampak pada bertambahnya rasa cinta mereka
terhadap tanah air Indonesia. Rasa cinta kepada tanah air serta rasa bangga
sebagai warga negara Indonesia akan membentuk rasa nasionalisme yang tinggi,
serta pada akhirnya bisa menjaga keutuhan negara secara keseluruhan. Dengan
demikian, riak-riak yang dapat memecah keutuhan bangsa dapat dihindari dan
persatuan Indonesia dapat dijaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar